THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

6 Desember 2008

uNik

KENAPA SENI LUKIS ABSTRAK ?



Bukan hanya semata-mata menikmati keindahan visual belaka, tetapi juga mengetuk hati nurani mereka untuk berpikir, merenungkan kembali makna tentang hidup dan kehidupan itu.


Pameran Seni Lukis Abstrak di Indonesia yang Pertama ini diikuti oleh para pelukis abstrak dari Bali, Surabaya, Malang, Surakarta, Jepara, Semarang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta, serta pelukis asing yang berkarya di Indonesia. Pameran ini digelar di Galeri Nasional Jakarta, sebuah ruang pameran yang paling sesuai untuk menyajikan pameran tersebut, karena pameran lukisan abstrak ini dirancang unik sebagai sebuah kegiatan akbar – pameran tunggal dari para pelukis abstrak yang disajikan bersama-sama. Setiap ‘ruang’ akan diisi oleh 2(dua) orang pelukis yang hadir bersama sebagai ‘sparing partner’. Setiap pelukis akan memamerkan puncak-puncak karya lukisan abstrak mereka masing-masing, utamanya lukisan-lukisan terbaru, periode 2003 – 2006, lengkap dengan informasi pemikiran serta dokumentasi yang menjadi latar belakang kreativitas mereka di dalam proses penciptaan karyanya yang disajikan dalam buku ataupun vcd yang dapat ditayangkan sewaktu-waktu.

Seni di Nusantara secara keseluruhan merefleksikan kebhinnekaan yang sangat besar. Ini disebabkan terutama karena faktor geografis dan juga secara historis tidak memberikan kesempatan untuk berkembang secara homogen dengan garis evolusi yang tunggal. Seni Abstrak di Nusantara (seni mujarad) juga sudah hadir sejak jaman pra sejarah. Seni Wayang dan Keris bahkan telah diproklamasikan oleh UNESCO sebagai the intangible and oral world heritage. Batik dan tenun dalam makna yang dalam juga dapat diartikan sebagai budaya abstrak yang diwujudkan dalam nilai guna.



Pameran lukisan abstrak yang digelar ini menghadirkan keragaman wujud karya lukisan abstrak itu sendiri yang mencerminkan ide, gagasan dan wawasan masing-masing pelukis dalam memaknai kehidupan serta impiannya di masa mendatang.
Kuratorial menunjuk pelukis di setiap kota yang dilakukan bersama dengan para pelukis abstrak setempat, terutama yang yakin menyatakan diri masing-masing sebagai pelukis abstrak.
Pemilihan kualitas lukisan dibahas bersama-sama dan penentuan jumlah lukisan yang dipamerkan ditentukan berdasarkan luas dan kondisi ruang pameran yang tersedia.
The exhibition of abstract paintings will present shape varieties of abstract paintings itself that reflect ideas, concepts and perceptions of each artist in describing their life and dreams in the future. Curator appointed artists in every town with local abstract artists, especially who have faith to declare themselves together as abstract artist.
The election of painting’s quality is discussed together and the determining of the amount of paintings that would be shown is established based on capacity and condition of available show room.

Pameran Seni Lukis Abstrak di Indonesia yang Pertama ini adalah tonggak awal evaluasi perjalanan pameran seni lukis abstrak bersama yang telah dimulai dipamerkan pada :

1) Pameran Manifesto Abstrak, 17 – 27 Juni 2005 di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, bekerjasama dengan Dewan Kesenian Jakarta;

2) Pameran Realitas Abstrak = Nir Rupa, Agustus 2005 di Ruang Pameran Taman Budaya Yogyakarta, bekerjasama dengan Taman Budaya Yogyakarta;

3) Pameran The Reality of Abstract NISKALA, Januari 2006 di Sika Gallery, Ubud (Bali), bekerjasama dengan Sika Gallery;

4) Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # IV , 30 Sept – 10 Okt 2006 di Ruang Pameran Taman Budaya Yogyakarta, bekerjasama dengan Taman Budaya Yogyakarta;

5) Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # V, 14 – 28 April 2007 di Galeri Semar, Malang, bekerjasama dengan Galeri Semar;

6) Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # VI, Juni 2007 di Taman Ismail Marzuki, rencana bekerjasama dengan Dewan Kesenian Jakarta dan PKJ-TIM.


Di setiap pameran selalu terjadi diskusi atau sarasehan yang intens, membahas dan mengkaji ulang pemahaman tentang seni abstrak, baik secara definisi maupun implementasi dalam karya seni lukis yang hadir di dalam pameran itu. Adanya suatu kesadaran ‘baru’ tentang suatu ‘kelahiran’ bahwa seni lukis abstrak di Indonesia telah eksis. Selama ini para pelukis abstrak di Indonesia ini bergulat dan berjuang sendiri, mengeksplorasi kreativitas mereka secara individual dan meyakinkan apa yang telah dikerjakan secara intens dan konsisten itu sebagai olah budi dan olah rasa yang sangat pribadi.

Abstrak adalah istilah yang seringkali dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh yang berkelebihan/ extrem dari dorongan hati (impulse) untuk meninggalkan alam (nature). Pengganti atau kata lain untuk ‘abstrak’ seperti ‘non-objective’ dan ‘non-figurative’ sering dianjurkan agar dapat lebih dipahami. Imaji sebuah empat persegi lebih kearah sebuah ‘obyek’ atau sebuah ‘figur’ dari pada imaji sebuah ‘wajah’ (face) atau sebuah ‘pemandangan alam’ (landscape); walaupun kenyataannya ‘figur’ lebih awal dipergunakan oleh para ahli geometri dalam penamaan A atau B sebagai abstraksi yang mereka maksudkan.


Tidak dapat disangkal lagi kalau kata sifat ‘abstrak’ adalah membingungkan dan bahkan berlawanan asas (paradoxal). Bagi sebuah lukisan ‘abstrak’, ia adalah sebuah lukisan yang paling positif nyata, karena sejak awal telah dibatasi dengan perhatian akan persoalan permukaan fisik yang menggoda panca indera (sensuous) daripada sebuah kanvas yang dipersiapkan untuk sebuah lukisan matahari terbenam ataupun sebuah potret. Kata sifat itu juga membingungkan, karena memiliki pengertian/implikasi sebagai sebuah kata kerja ataupun sebuah kata benda.

Kata kerja ‘abstrak’ (to abstract) berarti: 1) meringkaskan, mengintisarikan, mengikhtisarkan (to abstract article); 2) menjauhkan, memisahkan atau menghilangkan dari (to draw away from); atau 3) mendesak untuk bebas (to draw out).


Kata benda ‘abstraksi’ (abstraction) telah memiliki arti sekaligus memisahkan, menjauhkan ataupun mendesak untuk bebas – seperti contoh sebuah figur yang geometris (a geometrical figure) atau sebuah siluet yang tak berbentuk (an amorphous silhuette) tidak memiliki hubungan yang nyata dengan realitas yang konkrit.





‘Abstrak’ kalau begitu dapat dimaknai sebagai sebuah kata sifat yang dapat diterapkan kepada karya-karya seni dengan ruang gerak (latitude) tertentu dan karena tidak ada kata yang lebih baik dan lebih umum yang dapat mewakilinya, kata itu akan kita pergunakan dalam tulisan ini selanjutnya tanpa memakai tanda petik lagi.




Dengan demikian seni abstrak lebih pada pengertian cara berpikir, bersikap ataupun ide serta konsep-konsep mendasar yang tidak semata-mata rasional tetapi lebih pada keyakinan akan naluri dan perasaan yang paling mendalam akan keberadaan karya-karya seni yang diciptakan itu. Perkataan abstrak yang diaplikasikan untuk karya-karya seni yang memiliki dua arti itu (ambiguity) sesungguhnya sangat berguna dalam mengungkapkan kedua-artian dan kebingungan yang tidak dapat dipisahkan dari subyek itu. Mungkin dengan selalu menyimpan dalam ingatan pengertian kata kerja dan kata benda dari perkataan ‘abstrak’ itu akan dapat membantu untuk memperjelas.



KEGIATAN – KEGIATAN DI DALAM PAMERAN
SENI LUKIS ABSTRAK DI INDONESIA I - 2007

Abstract Indonesia
Pameran Seni Lukis Abstrak di Indonesia I - 2007

Acara pembukaan pameran

Artist’s Talk
(di Ruang Pameran, di TV, di Radio dsb)

Abstract Education
(lomba/melukis bersama untuk pelajar)

Sarasehan
/diskusi Seni Lukis Abstrak di Indonesia

MAKSUD dan TUJUAN PAMERAN

‘Mari merenung dan berpikir untuk pencerdasan dan pencerahan umat manusia’


Memamerkan lukisan-lukisan abstrak karya para pelukis abstrak Indonesia yang terpilih dari Bali, Surabaya, Malang, Surakarta, Jepara, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Medan.

Mensosialisasikan Manifesto Abstrak Jakarta, sebagai pengukuhan akan sikap – perilaku, etika – estetika serta wawasan berpikir dalam laku kehidupan para pelukis abstrak.

Meningkatkan apresiasi seni bagi masyarakat luas agar dapat memberikan kekayaan batin dan meningkatkan pengalaman estetis mereka masing-masing sebagai proses untuk memanusiakan manusia.

Menjadikan suatu nilai tambah dalam kegiatan seni budaya di Indonesia sebagai salah satu upaya mencerdasan dan peningkatan martabat bangsa.